Seseorang bisa menipu teman, keluarga dan kerabat untuk membiayai kecanduan mereka dalam berjudi, tapi bagaimana cara jitu menyadarkan penjudi dari ketergantungannya ?
Tidak ada seorangpun yang suka kalah bahkan mereka yang punya kecanduan judi. Tapi tetap saja mereka akan terus bertaruh. Kalau memang bandar selalu menang, kenapa mereka tidak sekalian menaruh uang dan ikut dalam permainan? Banyak orang yang kecanduan berjudi mengatakan bahwa meski kekalahan mereka bertumpuk, ada rasa yang akan selalu membawa mereka kembali ke meja kartu atau mesin slot.

Banyak kasus yang terjadi bahwa seorang penjudi rela menipu keluarganya, teman dan orang lain sampai US$100 juta atau sekitar Rp1,3 triliun lebih untuk membiayai hobinya itu. Belum terpikirkan olehnya cara jitu menyadarkan penjudi dari ketergantungannya.
Bagi mereka itu hanya satu cara agar mereka bisa dapat uang untuk memenuhi kecanduan berjudinya. Tapi jika seseorang kehilangan banyak uang bahkan mungkin malah kehilangan pekerjaan atau rumah sebagai dampak berjudi, bagaimana bisa rasa kepuasan itu melebihi pengorbanan mereka. Apakah belum terpikirkan juga bagi mereka tindakan yang bisa dilakukan sebagai cara jitu menyadarkan penjudi dari ketergantungannya ?
Hal pertama yang harus diingat bahwa seorang berjudi bukan hanya karena prospek menang. Perilaku kecanduan judi mengatakan bahwa penjudi punya banyak motivasi atas kebiasaan untuk selalu mengulang kebiasaannya itu.
Baca juga: Mengetahui Strategi Pemasaran Konveksi yang Efektif
Dalam survey terhadap 5.500 orang penjudi, prospek untuk memenangkan uang banyak adalah faktor terkuat. Tapi kemudian diikuti dengan rasa yang menyenangkan atau seru membuat mereka akan selalu mencari kesenangan itu. Bahkan ketika Anda kalah berjudi, di dalam tubuh Anda masih menghasilkan adrenalin dan endorphin. Dalam berjudi, orang serasa membeli hiburan
Temuan ini didukung oleh sebuah penelitian di tahun 2009 oleh peneliti dari University of Stanford di California, yang menemukan bahwa sekitar 92% orang sudah kehilangan batasan dasar yang tak bisa mereka lepaskan.
Bahkan jikalau seseorang kalah berjudi, akan selalu ada kepuasan yang membuat mereka terus bertaruh.
Meski begitu, fakta bahwa mereka kehilangan uang setelah mengunjungi kasino, tidak akan mempengaruhi kenikmatan mereka pada pengalaman tersebut.
Banyak orang tampaknya akan merasa cukup puas dengan kemenangan kecil, dan mereka akan memberi toleransi pada kerugian kecil, padahal mereka sadar bahwa, mereka akan kalah daripada menang dalam jangka panjang.
Dan untuk sementara waktu, kekalahan bisa mendorong respons positif terhadap kemenangan. Hal ini disebabkan oleh ekspektasi para penjudi terhadap kemenangan yang akan berubah saat mereka kalah terus-menerus.
Penelitian University College tentang Cara Jitu Menyadarkan Penjudi dari Ketergantungannya
Sebuah penelitian di University College yang berada di London, ada seorang ilmuwan ahli saraf dan koleganya melakukan eksperimen terhadap 26 subjek yang otaknya dipindai saat mereka melakukan serangkaian pilihan, masing-masing pilihan akan menunjukkan hasil pasti dan tak pasti dalam sebuah perjudian.
Peserta nantinya akan diminta untuk menilai berapa skala kebahagiaan mereka setelah setiap dari mereka mendapat giliran atau setelah tiga kali dapat giliran menebak. Sebuah eksperimen serupa juga dilakukan tanpa pemindaian otak yang dilakukan pada lebih dari 18.000 peserta di sebuah aplikasi smartphone, The Great Brain Experiment.
Berbagai penemuan menarik, tim menemukan bahwa ketika peserta memiliki harapan lebih kecil untuk menang, respons mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal menjadi naik.
Hal ini kemudian dibuktikan baik oleh laporan subjek bahwa mereka merasa bahagia dan data dari pemindaian MRI. Pemindaian MRI ini menunjukkan dengan adanya aktivitas peningkatan di area otak yang terhubung dengan saraf dopamin. Dopamin merupakan sebuah pemancar saraf yang sangat kompleks, cara kerja dopamine dalam hal ini bisa terhubung dengan perubahan dalam kondisi emosional seseorang. Jika seorang penjudi kalah banyak, hal itu akan menurunkan harapan mereka, dan ini akan meningkatkan kegembiraan mereka ketika mereka menang. Rasa ini saja sudah cukup menggoda. Seharusnya dopamine ini juga bisa menekan satu titik dimana seseorang bisa memikirkan cara jitu menyadarkan penjudi dari ketergantungannya, akan tetapi itu semua butuh proses.
Jika beberapa hal buruk terjadi berturutan pada Anda maka ekspektasi Anda kan turun juga tapi kemudian Anda mendapat sesuatu hasil yang baik, dan Anda mungkin akan lebih bahagia. Walaupun di poin ini, Anda seharusnya sudah pergi.
Ketika seseorang kalah berturut-turut dalam berjudi, pada waktu mereka menang, maka mereka akan lebih merasa senang.
Akan tetapi apakah alat-alat seperti mesin judi ini bisa aktif untuk melakukan manipulasi? Tidak banyak yang diketahui oleh orang bahwa desain mesin judi tersebut berpengaruh pada perilaku pemain, tapi, contohnya, banyak mesin dan kasino menggunakan warna merah atau yang serupa yang dianggap lebih merangsang.
Lalu ada juga bunyi dan suara. Griffiths memikirkan beberapa aspek kemungkinan bahwa ejekan dari sebuah mesin yang menampilkan karakter antagonis di The Simpsons mempengaruhi pemain.
Salah satu faktor kunci bagaimana bisa mencandunya judi untuk seseorang adalah seberapa sering seorang penjudi bisa bertaruh.
Dengan adanya ketersediaan kesempatan untuk berjudi yang berhubungan dengan tingkat masalah kecanduan judi di suatu masyarakat, maka Griffiths mengatakan bahwa jumlah imbalan yang bisa diberikan dan bukan imbalan sebenarnya atau malah jenis judinya yang memunculkan penjudi patologis.
Permainan dan mesin dirancang bertujuan untuk terus membuat pemain berminat dengan menawarkan hadiah pengganti, seperti kredit tambahan, kemungkinan menang lebih besar daripada biasanya dalam kesempatan berikutnya.
Masih sedikit penelitian yang mempelajari bagaimana cara kerja mesin permainan yang dirancang untuk merangsang seseorang untuk terus berjudi. Imbalan-imbalan kecil selain uang akan mememicu seorang penjudi untuk tetap merespon hasratnya.
Dan yang menarik seperti contoh kasus di mana penjudi mengembangkan skill-bayangan sebagai sebuah pembenaran untuk mendapatkan kemungkinan imbalan tersebut.
Griffiths mencontohkan ada sebuah mesin permainan di Inggris yang dirancang dengan menggunakan logika adaptif bahwa alat tersebut akan memberikan lebih banyak daripada yang diberikan oleh konsumen dalam periode-periode tertentu, dan sesudahnya alat akan kembali ke sistem biasa.
Yang artinya beberapa pemain akan berusaha untuk mencari mesin yang belum memberikan jackpot, dengan harapan mereka ada di mesin itu saat mesin memberi jackpot.
Semua temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa berjudi tidak selalu soal menang, melainkan justru proses bertaruhnya dan faktor-faktor lain di sekitarnya yang membuatnya begitu menyenangkan.
Meski kecanduan berjudi tidak bisa dijelaskan dengan sederhana, kadang ada banyak alasan yang memunculkan kecanduan pada seseorang tapi tentu menarik untuk melihat bagaimana keseruan itu terkait pada struktur dan gaya permainan yang dimainkan.
Bahkan ketika judi bukanlah sebuah obsesi yang tidak fatal, tetap saja permainan itu menghibur bagi mereka yang pulang dengan kantong kosong.
Sampai sekarang masih belum ada kejelasan apa yang harus dilakukan sebagai cara jitu menyadarkan penjudi dari ketergantungannya. Semua itu membutuhkan proses yang cukup panjang dan perjuangan yang keras.